“Harta Sejati Adalah Kesehatan, Bukan Emas Dan Perak"
Saya sempat berbincang dengan sepupu yang pernah bertugas sebagai paramedis di kabupaten Kaimana, Papua Barat lima tahun silam. Beberapa potong cerita yang ia bagikan ke saya begitu menggugah dan penuh haru. Sepupu saya mendapat jatah bertugas ke Kaimana selama 6 bulan sebagai paramedis. Perjalanan panjangnya penuh liku dari Jakarta ke Kaimana saja sudah menguras tenaga. Ditambah lagi ia harus menempuh perjalanan 8 jam menuju Teluk Arguni salah satu kecamatan disana. Jangan harap ada signal , dan justru sepupu saya dihadapkan gelombang besar saat perjalanan. Setelah 8 jam berjibaku dengan gelombang laut yang jarang tenang, perjuangan mereka untuk tiba di lokasi bertugas belum berhenti disitu. Mereka harus naik boat kecil menuju Kampung Kokoroba. Disinilah mereka bertugas selama 6 bulan untuk memberikan layanan dan edukasi kesehatan kepada warga pedalaman.

Pedalaman Papua Gambaran Nyata Buruknya Kualitas Kesehatan Di Indonesia
Kesehatan merupakan sesuatu yang esensial dalam membangun peradaban suatu bangsa. Kesehatan juga berperan penting dalam memajukan ekonomi yang berkesinambungan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu kesehatan yang memenuhi standar sangat dibutuhkan, untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif.
Berdasarkan data dari WHO ( World Health Organization) 2017, indeks kesehatan global Indonesia ditempatkan di urutan ke 101 dari 149 negara. Bangsa kita tercinta ini bahkan kalah dari negara-negara tetangga dan serumpun seperti Malaysia, Thailand, Vietnam bahkan Laos. Dan jika dibandingkan dengan negara sekelas Singapura, indeks kesehatan Indonesia jauh tertinggal. Lantas apa yang mengakibatkan kualitas kesehatan negeri khatulistiwa ini terperosot dan tertinggal, khususnya di pedalaman?
Berbicara tentang pedalaman kita pasti langsung tertuju kepada wilayah Indonesia bagian Timur seperti Nusa Tenggara, Kalimantan dan Papua. Wilayah ini menjadi wajah yang sering mempresentasikan betapa buruknya kualitas kesehatan di Indonesia. Infrastruktur dan fasilitas kesehatan yang tidak memadai, tenaga medis yang minim, kerap menjadi biang masalah kenapa masyarakat pedalaman susah mendapatkan akses kesehatan yang lebih manusiawi. Papua dengan sekelumit permasalahan kompleks yang kerap terjadi di sana, membuat wilayah bagian timur Indonesia ini tidak pernah berhenti jadi sorotan.
Bagaimana mungkin kita bisa melupakan gizi buruk yang melanda kabupaten Asmat tahun 2018 silam. Puluhan anak meninggal akibat korban busung lapar dan sempat menjadi berita yang penuh polemik seantero negeri. Bukan hanya itu, kisah pilu penuh haru tahun 2019 silam tentunya masih terngiang di ingatan kita. Patra Marina seorang tenaga medis di daerah pedalaman Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat meninggal saat bertugas di sana. Ia meninggal setelah 4 bulan dedikasinya di pedalaman dan menahan sakit tanpa pertolongan. Akses menuju pedalaman begitu susah dijangkau, dimana kebanyakan wilayah bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Walaupun bisa ditempuh dengan kapal dan helikopter, pastinya memakan biaya yang mahalnya minta ampun.
Minimnya Tenaga Medis Dan Wilayah Yang Susah Di Jangkau, Adalah Sekelumit Problematika Nyata Di Pedalaman

Saya bertanya kepada sepupu saya perihal kendala seperti apa yang dihadapi saat bertugas di kampung Kokoroba pedalaman Papua. Ia mengatakan bahwa sebenarnya banyak sekelumit permasalahan dan tantangan yang dihadapi saat bertugas di sana. Akses transportasi menjadi salah satu kendala utama yang mereka hadapi saat bertugas. Perjalanan yang hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki, helikopter dan kapal, membuat wilayah pedalaman susah dijangkau. Bahkan perjalanan mereka menggunakan kapal memakan biaya yang tinggi. Mereka harus mengisi bensin sekali perjalanan yang harganya bisa sampai satu juta. Tenaga medis adalah sumber masalah selanjutnya. Berdasarkan cerita sepupu saya, nyaris tak ada petugas medis yang mau tinggal disana.
Walaupun ada tenaga medis, kebanyakan dari mereka bekerja sementara atau datang sesekali apabila ada warga yang mendesak butuh bantuan medis. Fasilitas dan Infrastruktur kesehatan tidak memadai, bahkan memprihatinkan. Di kampung Kokoroba saja tidak ada puskesmas. Disana hanya tersedia Posyandu dengan bangunan dan fasilitas seadanya. Bukan hanya itu, pemahaman masyarakat pedalaman tentang pentingnya pengobatan medis juga sangat minim. Mereka jauh lebih percaya dukun atau pengobatan alternatif dibandingkan dengan pengobatan medis. Selama 6 bulan bertugas di kampung Kokoroba pedalaman Papua Barat, sepupu saya dan timnya rutin melakukan penyuluhan kepada warga perihal pengobatan medis. Mereka juga membantu warga yang kerap dihadang penyakit seperti Malaria, Tifus dan berbagai penyakit akut lainnya.
Lantas apa kontribusi atau upaya nyata yang harus dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman? Tentunya sebelum memberikan solusi, pemerintah harus mengenali secara detail permasalahan yang terjadi di pedalaman. Permasalahan kesehatan di pedalaman adalah tantangan bangsa di depan mata. Dibutuhkan banyak kontribusi dan upaya dari berbagai pihak, bukan hanya pemerintah. Karena bagaimanapun, meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman tidak sepenuhnya tanggung jawab pemerintah. Pihak swasta dan berbagai lapisan masyarakat harus bersinergi demi menciptakan pedalaman yang sehat.
Meningkatkan Kualitas Kesehatan Di Pedalaman, Tantangan Bangsa Di Depan Mata

Indonesia salah satu negara dengan kepadatan penduduk besar di dunia. Kondisi masyarakatnya yang beragam menimbulkan kesenjangan sosial di berbagai aspek kehidupan, salah satunya di bidang kesehatan. Indonesia memiliki 17.504 pulau, total luas wilayah 1.919.000 kilometer persegi dan terdapat kurang lebih 14.461 desa tertinggal. Mayoritas desa tertinggal berada di daerah pedalaman dan menyebar paling banyak di wilayah timur seperti Papua dan Kalimantan. Papua dan Papua Barat menjadi sarang dari desa tertinggal yakni sebesar 87,12% dan 82,03%. Lalu disusul Kalimantan utara dengan desa tertinggal sebesar 61%, dan rata-rata desa tertinggal ini berada di pedalaman yang susah diakses dan dijangkau pemerintah. Meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman adalah tantangan bangsa yang harus segera dicarikan solusi.
Anggaran kesehatan yang kian menggendut di tahun 2020 yakni sebesar 132, 2 triliun, tidak bisa menjaminan bahwa kualitas kesehatan di pedalaman akan meningkat. Setiap tahun pemerintah menambah anggaran kesehatan, tapi faktanya masalah layanan kesehatan di pedalaman belum terpecahkan. Bahkan Presiden sudah mengeluarkan kartu-kartu sakti untuk menjamin kesehatan masyarakat, seperti BPJS Kesehatan dan Kartu Indonesia Sehat. Tapi sayang, kartu-kartu itu belum bisa memberikan perubahan berarti terhadap pelayanan kesehatan di pedalaman. Memang benar Indonesia adalah wilayah kepulauan yang begitu luas, dan akses untuk menjangkau ribuan pulau terdalam begitu rumit. Tapi tantangan besar ini bisa ditanggulangi jika ada sinergi yang solid antara pemerinta dan swasta. Kesehatan fisik dan mental, infrastruktur kesehatan maupun perawatan untuk menghindari berbagai penyakit, merupakan beberapa hal penting yang harus diperhatikan pemerintah dalam meningkatkan kualitas kesehatan di daerah pedalaman.
5 Tindakan Konkret Bersinergi Yang Perlu Dilakukan Untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Di Pedalaman

1.Membangun Akses Transportasi Di Wilayah Pedalaman Yang Susah Dijangkau
Berdasarkan cerita dari sepupu saya yang berada selama 6 bulan di kampung Kokoroba Papua Barat, akses menuju wilayah pedalaman yang begitu susah merupakan salah satu kendala terbesar yang mereka hadapi saat bertugas.Wilayah pedalaman di Indonesia seperti Papua didominasi oleh topografi yang beraneka ragam. Mulai dari dataran tinggi yang dihuni hutan belantara, dataran rendah berawa, hingga lembah, padang rumput, dan perairan yang begitu indah. Bentang alam yang bervariasi menjadi tantangan besar dalam membangun sarana transportasi di pedalaman. Wilayah di Papua misalnya, banyak teluk atau pulau-pulau kecil yang tidak memungkinkan dijangkau dengan kapal dan helikopter.
Membangun sarana transportasi darat merupakan tindakan nyata yang perlu dilakukan pemerintah, agar bisa memberikan layanan kesehatan kepada warga pedalaman. Pembangunan jalur transportasi secara merata tentunya akan sangat membantu dalam mendistribusikan alat-alat kesehatan dan tenaga medis ke pedalaman. Pembangunan transportasi bisa dimulai dari tingkat provinsi sampai ke distrik atau wilayah terpencil. Transportasi seperti helikopter harus disediakan di setiap kabupaten atau kecamatan, hal ini sangat penting guna mempercepat akses tenaga medis dalam memberikan layanan kesehatan ke pedalaman. Apabila sistem transportasi di pedalaman sudah memadai, pastinya kualitas kesehatan secara merata bisa ditingkatkan. Dengan transportasi yang maju, pembangunan rumah sakit, klinik dan posyandu juga lebih mudah dilakukan. Bukan hanya itu, pendistribusian alat-alat kesehatan pun bisa lebih cepat sampai.
2. Meningkatkan Dan Menyebarkan Petugas Medis Di Pedalaman Dengan Sistem Menjemput Bola ( Mobile Clinic )
Dilansir dari CNN, Dinas Kesehatan Papua sudah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman. Dan tentunya upaya ini bisa dilakukan juga dinas kesehatan di provinsi lainnya yang masih banyak warganya tinggal di pedalaman. Dinas kesehatan Papua sejak tahun 2015 mencoba untuk menerapkan sistem Mobile Clinic. Mobile Clinic ini merupakan sistem jemput bola. Jadi petugas kesehatan disebarkan ke beberapa wilayah pedalaman yang susah dijangkau melalui 3 kelompok layanan. Masyarakat pedalaman biasanya tidak begitu percaya dan sadar akan pelayanan kesehatan secara medis. Mereka lebih percaya dengan dukun, pengobatan tradisional dan tradisi ritual. Warga pedalaman pun enggan untuk datang ke puskesmas atau klinik terdekat. Dengan kesadaran tentang pengobatan medis yang minim, pelayanan kesehatan seperti mobile clinic adalah solusi yang efektif. Dinas kesehatan Papua menerapkan sistem, dimana petugas kesehatan yang datang ke masyarakat.
Petugas medis melakukan pelayanan dengan 3 kelompok. Pelayanan terapung, pelayanan kaki telanjang dan pelayanan udara. Pelayanan terapung merupakan pelayanan dimana tenaga medis mulai dari dokter, bidan, perawat dan ahli gizi mengarungi sungai, menyebrangi danau dan lautan untuk memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kaki telanjang merupakan pelayanan yang dilakukan petugas medis dengan menelusuri daratan dan mengarungi hutan, pegunungan untuk memberikan pengobatan kepada warga. Layanan udara adalah Pelayanan yang dilakukan lewat jalur udara seperti helikopter untuk menjangkau masyarakat hingga ke daerah terpencil. Nah, tentunya cara ini akan sangat berpengaruh besar dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di pedalaman, apabila dilakukan secara konsisten dan merata. Wilayah pedalaman lainya yang masih menyebar di beberapa wilayah Indonesia, tentunya bisa menerapkan sistem Mobile Clinic.
3. Meningkatkan Kualitas Petugas Medis Yang Bekerja Di Pedalaman ( Dokter, Bidan, Perawat Dan Ahli Gizi)
Petugas medis seperti dokter, perawat, bidan dan ahli gizi merupakan orang-orang yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman. Bertugas di pedalaman tentunya bukan perkara gampang. Banyak tantangan yang akan dihadapi para tenaga medis yang akan ditugaskan di sana. Seperti halnya di pedalaman papua, pemahaman masyarakat tentang kesehatan masih sangat terbatas. Mereka bahkan sebagian besar tidak percaya dengan pengobatan rumah sakit. Hal ini pastinya menjadi tugas berat bagi para petugas medis. Berdasarkan pengalaman sepupu saya yang bertugas di pedalaman papua barat, warga pedalaman jauh lebih percaya kepada dukun dibandingkan tenaga medis saat mereka sakit. Disinilah tugas para tenaga medis untuk memberikan edukasi kepada warga, bahwa penanganan secara medis sangat penting saat mereka sakit.
Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga medis yang akan bertugas di pedalaman, bisa dilakukan dengan kursus dan pelatihan studi banding. Karena saat mereka bertugas di pedalaman tantangannya jauh lebih besar dibandingkan bertugas di daerah lainnya. Bukan hanya kualitas, kesejahteraan dan keamanan para petugas medis juga harus dijamin pemerintah. Dengan adanya jaminan dari pemerintah akan semakin banyak para petugas medis yang bersedia ditempatkan di pedalaman. Berdasarkan informasi dari sepupu saya, masih banyak petugas kesehatan di pedalaman yang masih honorer. Sebaiknya pemerintah memberikan penghargaan kepada para petugas kesehatan di pedalaman, dengan mengangkat mereka menjadi pegawai negeri sipil.

4. Membangun Fasilitas Kesehatan Hingga Ke Pelosok Seperti Rumah Sakit, Klinik Dan Puskesmas
Berdasarkan data dari Databoks, jumlah rumah sakit di wilayah Indonesia bagian timur dibawah 10 persen dari total rumah sakit di seluruh Indonesia. Papua Barat misalnya, hanya ada 18 rumah sakit, Gorontalo 14 Rumah Sakit, Sulawesi Barat 12 Rumah Sakit dan Kalimantan Utara hanya 10 Rumah Sakit. Angka-angka tersebut tentunya sangat miris dan memprihatinkan. Fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik dan Posyandu merupakan sarana utama yang bisa dijadikan untuk memberikan layanan kesehatan yang layak bagi masyarakat pedalaman. Di kampung Kokoroba misalnya, hanya ada satu posyandu dengan bangunan dan fasilitas jauh dari kata layak. Membangun rumah sakit paling tidak puskesmas di setiap kecamatan atau kampung, merupakan tindakan konkrit yang harus dilakukan pemerintah. Pembangunan sarana dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik atau pun posyandu harus diseimbangkan juga dengan peningkatan jumlah tenaga medis yang bertugas. Sehingga pelayananan kesehatan di daerah pedalaman bisa dipenuhi sesuai dengan standar.
5. Melibatkan Berbagai Pihak Swasta Maupun Volunteer Untuk Berkontribusi Dan Saling Bersinergi
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, bahwa masalah kesehatan di pedalaman bukan hanya tanggung jawab dan tugas pemerintah sepenuhnya. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak, baik swasta, badan amal ataupun volunteer. Dengan adanya sinergi dari berbagai pihak, kualitas kesehatan di pedalaman bisa lebih mudah dan cepat ditingkatkan. Misalnya relawan yang tersebar di seluruh negeri, kontribusi mereka sangat dibutuhkan untuk memberikan layanan kesehatan di pedalaman. Para relawan bisa bekerjasama dengan pemerintah maupun swasta. Selain itu, kontribusi perusahaan swasta juga sangat berperan penting dalam memberikan pelayananan kesehatan di pedalaman. Contohnya KORINDO, sebagai salah satu perusahaan terdepan di berbagai industri di Asia Tenggara, selalu konsisten memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesehatan di pedalaman papua. Pembangunan klinik, bantuan tenaga medis, sumbangan berupa materil, sudah mereka lakukan sebagai bentuk upaya dalam meningkatkan mutu kesehatan di Papua. Tentunya hal ini menjadi contoh yang bisa dilakukan berbagai pihak dalam menyumbangkan kontribusinya untuk negeri, terutama bidang kesehatan. Kerjasama dan saling bahu membahu dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia, pastinya sangat berguna dalam meningkatkan kualitas kesehatan di seluruh jagat Nusantara.
KONTRIBUSI KORINDO ADALAH CONTOH NYATA SINERGI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DI PEDALAMAN

Langkah-langkah konkret yang sudah saya paparkan di atas tentunya akan susah diterapkan tanpa sinergi antara pemerintah dan swasta. Indonesia terdiri dari berpuluh-puluh ribu pulau dimana masih terdapat banyak daerah pedalaman. Tentunya fakta ini menjadi bukti bahwa pemerintah masih memiliki banyak tantangan dan kendala dalam mengurus pedalaman, terutama dalam bidang kesehatan. Disamping itu anggaran triliunan rupiah tidak bisa menjamin kualitas kesehatan sampai ke pedalaman. Oleh karena itu pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Kontribusi dari berbagai pihak sangat dibutuhkan. Tindakan nyata KORINDO dalam meningkatkan kualitas kesehatan pedalaman, bisa dijadikan contoh dan barometer. Sebenarnya seperti apa kontribusi KORINDO untuk negeri, dan upayanya dalam meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman Papua ?
KORINDO adalah perusahaan Indonesia yang lahir sejak tahun 1969 dan sudah berkecimpung lebih dari 50 tahun di bumi pertiwi. Berawal dari usaha pengembangan hardwood hingga kertas koran pada tahun 1984. Korindo tumbuh mekar dan berekspansi. Berbagai bisnis baru terus bertunas, mulai dari perkebunan kayu di tahun 1993, sampai perkebunan kelapa sawit pada tahun 1995. Korindo mengelola sumber daya hutan begitu baik. Hal tersebut terbukti dengan pembangunan kompleks pengolahan kayu secara kolektif di Kalimantan Tengah, pada tahun 2016. Dengan hasil hutan tanaman dan perkebunan kelapa sawit, Korindo berhasil mengembangkan industri ramah lingkungan, dimana nilai ekonominya langsung diperoleh dari hasil hutan.
Ada beberapa hal yang menarik dari Korindo, yakni kontribusinya dalam membangun masyarakat melalui lima pilar program utama. Kelima pilar tersebut adalah:
1. PENDIDIKAN
Mengembangkan generasi yang berkualitas melalui pendidikan. Korindo selalu rutin membagikan beasiswa, fasilitas belajar, bis sekolah, hingga berbagai seminar untuk anak-anak sekolah dan tenaga pengajar.

2. KESEHATAN
Memberikan pelayanan kesehatan melalui klinik gratis di daerah terpencil. Kontribusi Korindo di bidang kesehatan adalah, dengan membangun klinik terbaik di papua yakni klinik Asiki. Menyediakan mobil ambulans, pelayanan kesehatan dan pengobatan gratis, imunisasi dan memberikan makanan tambahan untuk daerah terpencil, merupakan kontribusi nyata yang sudah dilakukan Korindo dibidang kesehatan.

3. EKONOMI
Selanjutnya adalah bidang ekonomi. Korindo memberikan bantuan usaha seperti usaha ikan, unggas, minuman khas daerah dan masih banyak lagi. Bantuan ini tentunya bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya di daerah terpencil.

4. LINGKUNGAN
Semenatara di bidang linkungan Korindo kerap melakukan kegiatan menanam pohon dan pembersihan lingkungan secara intens. Kegiatan ini tentunya melibatkan berbagai elemen masyarakat.

5. INFRASTRUKTUR
Dan pilar kelima adalah infrastruktur. Perbaikan jembatan, membangun tempat ibadah, sekolah, klinik dan pasar sudah dilakukan Korindo di berbagai daerah yang terkena gempa. Seperti NTB, Sulawesi dan Banten.

Dan Ini Dia Kontribusi Yang Sudah Dilakukan Korindo Untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Di Pedalaman Papua Selama Pandemi.
3500 Set Baju Hamzat ( Alat Pelindung Diri ) Di Kabupaten Merauke, Boven Digoel Dan Mappi
Pada tanggal 9 April 2020, Korindo membagikan 3500 alat pelindung diri untuk tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum di Kabupaten Merauke, Boven Digoel Dan Mappi. Bantuan ini diserahkan langsung secara simbolis oleh Senior Vice Chairman Korindo Group bapak Robert Seung.

12000 Masker Dibagikan Untuk Kabupaten Merauke, Boven Digoel Dan Mappi
Pendistribusian masker untuk tiga kabupaten merupakan bentuk kontribusi Korindo dalam memberikan layanan kesehatan selama pandemi. 50.00 Masker untuk Merauke, 50.00 masker untuk kabupaten Boven Digoel dan 20.000 masker untuk kabupaten Mappi

Suplai Bahan Makanan Sampai Ke Pedalaman Papua
Melalui anak usahanya, PT Papua Agro Lestari (PAL) Korindo group mendistribusikan bahan makanan 530 kg beras, 27 dus mie instan kepada 106 kepala keluarga di wilayah Ulilin Kabupaten Merauke Papua.

KLINIK ASIKI , BUKTI KEBERHASILAN KORINDO DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DI PEDALAMAN PAPUA
Keseriusan Korindo berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman, dibuktikan dengan pembangunan klinik terbaik sepapua. Korindo Group berkolaborasi dengan KOICA( Korea International Cooperation Agency) membangun klinik modren yang diberi nama Klinik Asiki. Klinik ini berada di Kampung Asiki, perbatasan Papua dan Papua Nuegini. Klinik Asiki dipersembahkan gratis untuk seluruh masyarakat Papua dengan fasilitas eksklusif. Klinik ini menjadi wujud Komitmen Korindo dalam meningkatkan kualitas kesehatan di Pedalaman Papua.
Klinik Asiki diresmikan September 2017 silam, dengan 8 program andalannya. Program ini tentunya sebagai upaya nyata Korindo, dalam memberikan layanan kesehatan untuk masyarakat pedalaman Papua. 8 program yang menjadi tujuan utama klinik Asiki adalah, menurunkan angka kematian ibu hamil, ibu melahirkan, bayi baru lahir, melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu, balita dan keluarga berencana ( KB ). Perbaikan Gizi Masyarakat dan pengendalian penyakit menular , Pengembaangan Sistem Jaminan Kesehatan (JKN), juga merupakan bagian dari program Klinik Asiki.
Klinik Asiki berdiri megah di lahan seluas 2929 meter persegi. Beberapa fasilitas yang disediakan adalah ruang rawat jalan, rawat inap , ruang bersalin, perawatan bayi atau perinatologi, IGD, ruang bedah minor, USG, Farmasi, sampai dengan ambulans. Klinik ini tentunya akan memberikan kemudahan kepada Masyarakat pedalaman di Asiki, untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas tinggi. Mengingat warga Asiki harus menempuh perjalanan 3-12 jam untuk mencapai rumah sakit yang ada di kabupaten Merauke dan Boven Digoel. Dengan adanya klinik Asiki kualitas kesehatan di pedalaman Papua bisa terpenuhi sesuai dengan standar.
Berdasarkan pernyataan dari Eun Hong Seung selaku Chairman Korindo Group, menyatakan bahwa Korindo berkomitmen untuk mendatangkan dokter spesialis penyakit dalam dan anak secara berkala di klinik Asiki, sehingga warga pedalaman bisa berkonsultasi. Bahkan belum lama diresmikan, klinik Asiki sudah mendapatkan penghargaan dari BPJS sebagai Best Performance Klinik Pratama se-Papua. BPJS memberikan penghargaan ini atas dasar beberapa penilaian, seperti angka kontak yang cukup tinggi dimana hal ini mengindikasikan pelayanan yang cukup memadai, rujukan yang sangat rendah karena klinik Asiki mampu menangani pasien dengan berbagai penyakit, memiliki program dalam mengelola penyakit kronis yang bisa diandalkan. Klinik Asiki menjadi bukti nyata kontribusi Korindo yang bersinergi dalam meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman. Klinik Asiki juga menjadi simbol keberhasilan Korindo dalam hal peningkatan kualitas kesehatan di daerah terpencil Papua.
KORINDO DAN DEDIKASINYA UNTUK BANGSA INDONESIA
50 Tahun hadir di Indonesia Korindo sudah memberikan banyak dedikasi untuk bangsa, melalui berbagai program di bidang Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, Lingkungan sampai dengan Infrastruktur. Korindo mempekerjakan 10.000 orang di Asiki sebagai distrik bisnis utama di Provinsi Papua. Korindo juga secara konsisten membangun pusat pengembangan dan keahlian penduduk lokal, dan menciptakan lapangan pekerjaan. Korindo bukan perusahaan yang hanya fokus terhadap keuntungan, tapi juga mengutamakan dedikasi dan kontribusi untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia, khususnya di daerah tertinggal dan pedalaman.
Kontribusi Korindo dalam meningkatkan kualitas kesehatan di pedalaman papua layak diacungi jempol, dan diberikan apresiasi. Bagaimanapun kita tidak bisa memungkiri, bahwa kualitas kesehatan yang merata sejatinya salah satu kunci kemajuan suatu bangsa. Korindo menjadi representasi yang bisa dijadikan barometer dalam berkontribusi untuk pertumbuhan dan kemajuan bangsa dalam berbagai aspek. Melalui kontibusinya Korindo akan selalau menyebarkan Kesehatan Yang Baik Untuk Sesama. Jayalah Korindo, teruslah berdedikasi untuk negeri tanpa henti.

Artikel ini ikut serta dalam KORINDO Blog competition 2020, dengan Tema Meningkatkan Kualitas Kesehatan di Daerah Pedalaman. Video diambil dari Channel Youtobe KORINDO. Objek gambar yang sudah dimodifikasi penulis beberapa diambil dari Instagram KORINDO. Beberapa dokumentasi gambar dari sepupu saya yang bertugas di kampung Kookoroba, Kabupaten Kaimana. Dan tentunya sudah mendapatkan izin untuk dimuat di blog
Sumber Refrensi Tulisan
- https://www.cnnindonesia.com/
- https://databoks.katadata.co.id/
- https://www.korindo.co.id/
- https://korindonews.com/
- https://korindofoundation.com/

Link Artikel
